Sumber/ Kopetnews |
Pada era Reformasi, dunia pers terjadi perubahan, tahun 1998 dibawah president BJ Habibie yang menggantikan Soeharto kebebasan pers mulai muncul. Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers yang melindungi kebebasan dari pers tersebut.
Era reformasi menandai terbukanya keran kebebasan informasi. Di dunia pers, kebebasan itu ditunjukkan dengan dipermudahnya pengurusan surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP). Sebelum tahun 1998, proses untuk memperoleh SIUPP melibatkan 16 tahap, tetapi dengan instalasi Kabinet BJ. Habibie proses tersebut melibatkan 3 tahap saja. Setelah adanya terobosan dari presiden tersebut, muncul media media yang lain seperti, majalah, tabloid dan koran karena dijamin oleh undang-undang.
pers Indonesia mengalami perubahan dalam mengekspresikan kebebasan. Fenomena itu ditandai dengan munculnya media-media baru cetak dengan berbagai kemasan dan segmen. Keberanian pers dalam mengkritik penguasa juga menjadi ciri baru pers Indonesia era Reformasi. Kebebasan ini juga di awasi oleh organisasi penyiaran. Sebelum era reformasi organisasi penyiaran hanya sedikit tetapi setelah reformasi ada sekitar 29 organisasi penyiaran yang ada di Indonesia. Oranisasi ini bertujuan untuk menjamin Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB.
Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Pers era reformasi memiliki peran 1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi. 2. Menegakkan nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinekaan. 3. Mengembangkan pendapat umum berdasar informasi yang tepat, akurat, dan benar. 4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. 5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran
Selain itu pers juga memilki fungsi 1. Social particiption Keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan. 2. Socila responsibility Pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat. 3. Socila support Dukungan rakyat terhadap pemerintah. 4. Social Control Kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah. 5. Sebagai Lembaga Ekonomi Pers dapat memamfaatkan keadaan disekiktarnya sebagai nilai jual.
Karena sebagai lembaga ekonomi, pers harus memanfaatkan sekitar untuk menjadikanya nilai jual, ini menjadikan pers harus berfikir untuk mendapatkan pendapatan yang besar. Tak jarang mereka melakukan sesuatu yang diluar kebiasaan agar mendapat penjualan yang tinggi. Kasus yang pernah tejadi adalah koran lokal yang terbit di Jakarta dengan konsumen yang berasal dari kalangan bawah, Pos Kota pernah mengungguli Kompas yang persebarannya hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Majalah Cakram edisi Mei−Juni 2005, pernah menerbitkan hasil survei Nielsen Media Research yang menempatkan Pos Kota sebagai terbitan paling laris di Indonesia dengan tiras 600.000 eksemplar dan 2.551 pembaca. Data ini memberi kesan bahwa surat kabar populer yang mengangkat masalah kriminalitas, kekerasan, dan seksualitas, merupakan cerminan keinginan para pembacanya. Menurut Jacob Oetama (2001)
Koran tersebut pada dasarnya adalah koran kuning (yellow Journalism). Awal mula kemunculan koran kuning bersumber pada kejayaan Penny Press. Istilah “Penny Press” muncul pertama kali bersamaan dengan hadirnya penny newspaper, yakni suratkabar murah yang dijual hanya seharga satu penny. Murahnya harga koran ini merupakan “perlawanan” terhadap koran-koran umum (mainstream) yang hanya mampu diakses golongan ekonomi mapan dengan cara berlangganan di Amerika. Penny newspaper atau penny press pertama kali diterbitkan oleh Benjamin Henry Day pada tanggal 3 September 1833 di New York . panny paper memiliki karakteristik yaitu deekat dengan pembacanya, dengan rubrik maupun gaya bahasa, gosip menjadi salah satu menu utama yang penting disajikan.
Berbeda dengan cerita kelahiran koran kuning di Eropa dan Amerika, koran kuning di Asia pertama kali berkembang secara populer di Jepang, yakni pada awal abad ke-20 hingga berakhirnya Perang Dunia I tahun 1918. di Indonesia, sejak reformasi tahun 1998 menggulirkan kebebasan bermedia, koran-koran kuning bermunculan dengan berbagai bentuk. Mulai dari bulletin, tabloid, majalah hingga stensilan yang dekade-dekade sebelumnya sudah lebih dahulu populer lewat ekspos pornografi. Melihat tingginya permintaan atas koran kuning tersebut koran yang awalnya masih berkualitas tertarik untuk membuat koran yang serupa dengan mengedepankan sensasional, vulgar dan terkadang tahayul, ada pula yang menjadikan kematian sebagai komoditas karena menggambarkan kematian secara vulgar dan sangat jelas, sebagai contoh koran kuning sebagai berikut, koran lampu Merah dan Non Stop yang terbit di Jakarta, Meteor yang terbit di Semarang, Posko yang terbit di Manado, Pos Metro yang terbit di tiga kota sekaligus (Bogor, Medan, Batam), dan Merapi yang terbit di Yogyakarta. Nama-nama ini adalah beberapa contoh koran kuning yang terbit belakangan namun mampu menarik perhatian masyarakat karena berita-berita sensasional yang ditampilkan.
Sebelum berubah nama menjadi koran lampu hijau, koran Lampu Merah adalah fenomena kesuksesan korang kuning di Indonesia yang terbit setelah masa reformasi. Koran tersebut dalam waktu yang cukup singkat sejak berdiri 26 November 2001 berhasil menjaring pembaca sebanyak 1,3 juta pada tahun 2004. Salah satu judul sensasionalnya sebagai berikut ”Ngakunya Orang Pintar, Bisa Negluarin Jin Jahat yang Ngeganggu, DUKUN MERKOSA 20 SISWI SMP, ADA YANG DISODOMI JUGA LHO” (Lampu Merah, 24 Agustus 2008).
Sumber
http://etnohistori.org/etnografi-sejarah-koran-kuning-2-pos-kota-sang-pemula-lukman-
solihin.html
file:///E:/UNY/New%20folder/Telaah%20Historis%20Asal%20Mula%20Istilah%20%E2%8
0%9CKoran%20Kuning%E2%80%9D%20%E2%80%93%20BINCANG%20MEDIA.html
file:///E:/UNY/New%20folder/Menelisik%20Sejarah%20Koran%20Kuning%20di%20Indon
esia%20%E2%80%93%20BINCANG%20MEDIA.html
file:///E:/UNY/New%20folder/Etnografi%20Sejarah%20Koran%20Kuning%20(2)%20Pos%
20Kota_%20Sang%20Pemula%20_%20etnohistori.org.html